Home » »

Written By Unknown on Jumat, 10 Oktober 2014 | Jumat, Oktober 10, 2014

Hidup Tanpa Tanah


Tanah atau bumi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia di bumi ini. Manusia dapat hidup karena tanah. Dari tanah tumbuhlah tumbuh-tumbuhan becar dan kecil yang dapat menjadi sumber makanan manusia. Di tanah manusia dapat meneruskan kehidupannya. Di atas tanah dia hidup dengan meletakkan rumahnya di situ atau seattle. Di atas tanah itu manusia bisa bekerja dengan mengolahnya, menanaminya dengan sayur-sayuran atau tanaman pertanian lain. Dengan kata lain manusia bisa bertani dan bahkan mengaktualisasikan dirinya di atas tanah. 

Tanah di bumi ini tidak pernah bertambah luas. Sejak bumi ini terjadi tanah itu tidak pernah bertambah jumlahnya. Itu-itu saja namun milyaran manusia dari jaman ke jaman telah menikmatinya. Bahkan milyaran binatang sudah pernah hidup di situ. Karena tanah tidak pernah bertambah maka pantas sekali bila manusia menghargai tanah itu sebagai tempat hidupnya. Manusia harus menjaga dan merawatnya agar tidak rusak dengan berbagai jenis polusi yang dihasilkan oleh industri. Nyatanya sudah banyak bagian tanah di bumi ini yang menjadi "tempat mematikan" karena berubah menjadi padang gurun. Kehidupan sungguh susah di tempat seperti itu. Manusia memang juga harus mengolah tanah demi kehidupannya tapi manusia tidak boleh rakus sehingga tidak lagi menjaga keseimbangan alam. Tanah yang rusak akan merusakkan kehidupan manusia itu pula karena semakin mempersempit lahan yang dapat diolah manusia untuk hidupnya.

Tanah bukan sekedar tempat manusia meneruskan hidup tapi tanah juga menjadi identitas dan kedaulatan manusia. Manusia yang seattle di atas tanah tertentu mengakarkan dan memperjelas identitasnya. Kumpulan bangsa yang mendiami suatu daerah tertentu membentuk suatu negara dengan wilayah tanah tertentu. Dengan itu identitas bangsa atau negara itu menjadi jelas, dan kekuasaannya pun jelas. Negara itu berdaulat di sana. Di atas tanah yang lain dia sama sekali tidak berdaulat karena bukan wilayahnya.

Seorang pribadi atau keluarga bila tidak mempunyai tanah dapat dikatakan akan kesusahan untuk membentuk identitasnya dan tidak mengakar. Dia akan mudah berpindah-pindah karena tidak punya tanah. Sebaliknya bila dia menetap di suatu tempat di atas tanah tertentu meski tempat tinggalnya sangat sederhana identitas dirinya jelas. Dia punya kedautalan pribadi dengan wilayah yang jelas. Bila dia memiliki tanah lain untuk bertani maka semakin jelaslah hidupnya, dia dapat bekerja di sana dan mengaktualisasikan hidupnya.

Rasanya akan mengerikan sekali bila kita hidup tanpa tanah. Mungkin sudah jutaan orang di bumi ini hidup demikian karena kebodohan, kemiskinan, peperangan, ketidakadilan dan banyak penyebab lain. Fenomena seperti itu terjadi di berbagai belahan dunia ini, demikian juga di tengah-tengah suku Talang Mamak yang terdapat di Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau. Secara perlahan beberapa warga di sana tidak memiliki tanah lagi untuk dikerjakannya karena tanah mereka semakin menyempit. Sekitar 20 an tahun yang lalu mereka masih mudah mencari sumber kehidupan dengan pergi ke hutan untuk mencari rotan, kemenyan, garu, madu, dst. Kini hal itu tidak mungkin lagi karena hutan sudah semakin sempit dan mungkin tinggal sedikit lagi. Perusahaan-perusahaan dan masyarakat dari tempat lain berdatangan ke sana untuk membuka hutan dan menanaminya dengan sawit. Agar tanah untuk sawit ada maka pemerintah didekati agar ada pembebasan lahan. Masyarakat yang berdatangan dari tempat lain mencoba merayu penduduk setempat agar mau menjual tanahnya, misalnya dengan memberinya sepeda motor, dan seterusnya. Bahkan ada yang menjual kebun karetnya dimana dia setiap hari "memotong" karet agar dapat membeli beras. Tanah itu dijual karena keperluan pesta maupun karena terlilit utang. Akibatnya tanah lepas, dan selanjutnya tidak ada lagi tanah untuk dikerjakannya. Dia mesti bekerja upahan di tanah orang lain.

Pantaslah kita prihatin atas situasi sosial yang demikian, dan keprihatinan itu hendaknya berlanjut dengan suatu aksi yang pro rakyat kecil dengan mencoba melindungi mereka dari kelicikan sesamanya, memajukan pendidikan serta keterampilan mereka dalam mengolah tanahnya agar hidup mereka berkembang. Adalah suatu sikap yang tidak terpuji bila ketertinggalan dan kebodohan mereka dimanfaatkan untuk mendapatkan tanahnya yang justru membuat mereka tersingkir dan tertindas. Siapa agen untuk itu? Anda dan saya teristimewa pemerintah mesti memperhatikan hal ini. Tanpa itu tingkat kemiskinan di negeri ini akan terus meningkat. Salam 


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2016. KEARIFAN LOKAL - All Rights Reserved
Published by fioren sipayung
Proudly powered by Blogger