Home » »

Written By Unknown on Senin, 09 Juli 2012 | Senin, Juli 09, 2012

Upacara Kumantan

Kumantan di dalam budaya Talang Mamak adalah acara berdukun. Itu suatu praktek tradisional dengan ritus untuk mengobati orang-orang yang sakit. Aktor utamanya adalah dukun (kumantan) yang punya kemampuan berkomunikasi dengan roh-roh leluhur. Kumantan adalah perantara yg meminta obat dari roh-roh itu dan menyampaikan obat-obat yang ditunjukkan oleh roh-roh leluhur itu kepada orang-orang sakit. Acara kumantan dilaksanakan di saat ada orang-orang sakit membutuhkan pengobatan.

Upacara kumantan dilaksanakan di rumah yang berkolong dan menurut adat istiadat mestilah di dalam rumah yang berkolong, tidak boleh di dalam rumah yang berlantai semen. Mengapa demikian? Sejauh jawaban yang saya dapatkan dari orang-orang yg saya tanya, rumah-rumah berlantai semen tidak cocok untuk kehadiran roh-roh leluhur dan tidak ada ruang antara tanah dengan lantai rumah. 

Biasanya rumah dihiasi dengan janur kuning, ada semacam rumah mini yang dihiasi dengan janur dan ditempatkan agak di bubungan bagian dalam rumah. Di dalam rumah mini itu dinyalakan pelita kecil. Di dalam rumah juga dinyalakan beberapa pelita dengan minyak tanah. Lalu digantungkan sejenis balok tempat bergantung ke mana suatu waktu dukun akan bergantung di saat kesurupan. Orang-orang yang sakit duduk berbaris di dekat dukun tersebut. Alat musik sejenis gendang dibunyikan mengiringi dukun dan para pembantunya menari-nari. Tarian itu dimaksudkan untuk memohon masuknya roh leluhur ke dalam diri dukun. Bila roh leluhur datang si dukun biasanya bergantung di balok tadi dan tindakan itu bukan dari dirinya sendiri melainkan karena roh leluhur. Setelah itu dia akan menyampaikan obat kepada orang-orang sakit. Kadang-kadang si dukun lari dari rumah, itu pernah terjadi menurut penuturan orang-orang yang saya tanya. Karena itu para pembantu dan warga yang hadir menjaga kemungkinan itu agar roh tidak sempat membawanya lari keluar rumah.

Dari pengalaman mengikuti upacara ini di daerah Matunggau Desa Siambul, jelaslah bahwa seorang dukun harus memiliki kekuatan batin dan fisik yang cukup karena tarian menguras tenaga karena lama dan dilakukan sampai larut malam serta berhari-hari. Seorang dukun yang kurang kuat fisik dan batinnya bisa saja akhirnya meninggal pada saat upacara. Hal demikian di masa lampau pernah terjadi menurut kesaksian warga. Di daerah Rakit Kulim orang-orang Talang Mamak di sana melakukan upacara berdukun juga untuk memberi makan pelindung kampung. Pelindung kampung bisa berupa harimau jadi-jadian. Pada dasarnya dia adalah roh leluhur yang semasa hidupnya adalah sakti yang bisa menjelma menjadi harimau. Menurut penuturan warga di dusun Sungai Mahang desa Durian Cacar, pernah terjadi bahwa ada orang yang bermaksud jahat datang ke kampung untuk mengganggu masyarakat. Ternyata sebelum dia melaksanakan niat jahatnya ternyata pelindung kampung tadi sudah menciumnya dan menghadangnya di jalan, Si jahat itu kemudian lari dengan ketakutan yang luar biasa karena tiba-tiba saja di hadapannya muncul "harimau" yg begitu besar.

by fioren sipayung


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2016. KEARIFAN LOKAL - All Rights Reserved
Published by fioren sipayung
Proudly powered by Blogger